Sinopsis & Review Novel Anak Rantau A. Fuadi

Ahmad Fuadi adalah salah satu penulis favorit saya. Ia terkenal lewat trilogi Negeri 5 Menara yang fenomenal itu. Dari ketiga novelnya, menurut saya novel Ranah 3 Warna dan Rantau 1 Muara yang benar-benar membuat saya terngiang dengan mantra-mantra dan kata-kata mutiara di dalamnya. Dua novel itu juga benar-benar bisa memainkan emosi saya. Sampai saya membacanya seperti orang gila, kadang tertawa, menangis, senyum-senyum sendiri dan ah pokoknya bikin nagih deh.

Nah Kali ini saya akan mereview novel teranyar dari Ahmad Fuadi yang berjudul Anak Rantau. Akankah novel ini sebagus pendahulunya dan juga menjadi fenomenal sampai diangkat ke layar lebar? Berikut akan saya tulis sinopsis dan review dari saya pribadi.

Novel ini mengisahkan tentang seorang remaja laki-laki bernama Hepi (nama panjangnya Donwori Bihepi:D). Ayahnya bernama Martiaz dan ibunya bernama Nurbaiti yang meninggal dunia ketika Hepi baru saja dilahirkan. Jadi Hepi tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya. Ia tinggal bersama ayahnya dan kakak perempuannya yang bernama Dora di daerah Senen Jakarta Pusat.

Usaha percetakan yang dirintis oleh Martiaz semakin berkembang membuatnya menjadi sibuk mengurus usahanya itu. Hepi merasa hidup sendiri. Ia berpikir Ayah dan kakaknya terlalu sibuk dan tidak peduli lagi pada dirinya. Hepi merasa sedih karena tak ada tempat untuk berbagi cerita, apalagi di usianya yang masih labil.

Hepi yang aslinya merupakan anak cerdas dan kutu buku, selalu menjadi juara kelas ketika SD kini berubah. Ia sering membolos dan nilai-nilainya merosot drastis. Martiaz sering dipanggil oleh guru yang kewalahan menghadapi Hepi. Hingga pada pembagian rapor, Martiaz dibuat terkejut dengan rapor anaknya yang kosong melompong.

Hal itulah yang membulatkan tekad Martiaz untuk membawa Hepi pulang kampung. Hepi awalnya senang bisa pulang kampung dan bertemu kakek dan neneknya. Tapi Ia menjadi begitu marah dan dendam ketika mengetahui ternyata ayahnya sengaja membawanya pulang kampung untuk 'membuang' dirinya. Hepi dititipkan kepada kakek dan neneknya, sementara Martiaz kembali ke Jakarta.

Hepi yang merasa dendam kepada ayahnya bertekad untuk mengumpulkan uang agar ia dapat kembali ke Jakarta. Ia mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dari membantu cuci piring, bekerja sebagai kurir, hingga menemui Pandeka Luko, orang yang dianggap gila, sakti, suka menyihir, dan sangat ditakuti warga kampung Tanjung Durian. Semua itu dilakukan agar ia bisa kembali ke Jakarta.

Di kampung Hepi bertemu dengan Attar dan Zen yang kemudian menjadi sahabatnya. Awalnya ia menjalani kehidupan di kampung sebagai suatu siksaan yang harus segera ia akhiri. Yang ada di pikirannya hanya mencari uang agar bisa kembali ke Jakarta.

Suatu ketika, kampung Tanjung Durian yang dulu aman kini mulai berubah. Banyak terjadi kasus pencurian di kampung, dan yang lebih membuat Hepi geram adalah celengan bambunya pun tak luput digasak maling. Hal inilah yang membuat Hepi, Attar dan Zen bertekad untuk membongkar sindikat pencuri dengan tangan mereka sendiri.

Walaupun sampai harus terluka karena maling, tapi mereka bertiga berhasil membantu polisi menangkap komplotan pencuri yang meresahkan kampung itu. Betapa kagetnya Hepi dan Kakek setelah tahu bahwa salah satu dari yang tertangkap itu adalah Bang Nopen, mantan penjaga karamba kakek dan juga pernah jadi marbot surau gadang.

Ternyata alasan mereka mencuri bukan hanya alasan ekonomi semata. Mereka mencuri untuk memenuhi kebutuhan mereka membeli barang haram yaitu narkoba. Ckckck miris banget ya, tapi mungkin itu juga terjadi di masyarakat kita.

Hepi, Attar dan Zen yang dijuluki pahlawan detektif cilik tergerak untuk membongkar sindikat pengedar narkoba yang sudah merusak moral masyarakat kampung Tanjung Durian. Mereka melakukan pengintaian sampai menaiki perahu dan menguntit para pengedar narkoba itu sampai ke markasnya di desa seberang.

Mereka berhasil mengetahui markas pengedar narkoba itu tapi nahas mereka tertangkap dan disekap dalam toilet. Saat mencoba melarikan diri, mereka kembali tertangkap. Betapa terkejutnya Hepi dan kawan-kawannya setelah mengetahui bos dari para penjahat itu adalah Lennon. Seorang mantan preman yang dikenal telah insyaf dan membuka usaha kerajinan yang mempekerjakan mantan narapidana dan preman. Hepi juga pernah bekerja pada Lennon sebelum didepak karena melakukan kesalahan.

Ternyata usaha kerajinan Lennon selama ini hanya untuk menutupi bisnis haramnya. Betapa terkejutnya Hepi setelah Lennon mengatakan bahwa Hepi sendiri juga turun andil dalam mengedarkan narkoba di kampungnya. Ya, ketika ia menjadi kurir Lennon, Hepi mengantar narkoba yang dibungkus rapi dalam barang kerajinan kepada para pelanggan. Sungguh menyesal ia baru mengetahuinya sekarang.

Lennon menyuruh anak buahnya untuk menghabisi Hepi dan kawan-kawannya. Namun polisi datang bersama Kakek dan Pandeka Luko menyelamatkan mereka dan menangkap Lenon dan komplotannya.

Novel diakhiri dengan happy ending untuk Hepi yang bertemu dengan ayahnya saat pembagian rapor di sekolah. Hepi telah memaafkan ayahnya dan melupakan semua dendamnya. Ia juga bersyukur bisa hidup dan banyak belajar di kampungnya. 'Alam terkembang jadi guru' , itulah mantra dalam novel ini.

Review

Anak Rantau
Judul : Anak Rantau
Penulis: A. Fuadi
Penerbit: Falcon Publishing
382 hlm; 14x 20,5cm


Novel Anak Rantau menggunakan alur maju dan diceritakan dari sudut pandang orang ketiga. Kalo sebelumnya dengan tokoh alif di trilogi Negeri 5 Menara menggunakan 'aku' sebagai tokoh utama. Yang selalu saya suka dan membedakan novelnya A.Fuadi dengan novel lainnya adalah adanya ilustrasi peta di bagian dalam covernya yang menambah imajinasi pembaca sehingga benar-benar memahami cerita. Tapi kali ini kecil saja dan tidak berwarna. Tidak ada footnote tapi diganti dengan glosarium di bagian belakang. Ada bagusnya juga sih, kita jadi fokus membaca ceritanya walaupun kadang ada kata yang nggak ngerti tapi lanjut aja karena malas buka halaman belakang tanggung lagi seru hahaha.

Peta Kampung Tanjung Durian


Novel ini adalah hadiah dari suami saya, tepatnya hadiah yang diminta sih, lebih tepatnya lagi dipaksa hehehe. Katanya ia beli dari Gramedia matraman seharga 90.000 rupiah.



Buku ini adalah cetakan ketiga pada bulan oktober 2017, cetakan pertamanya Juli 2017. Tapi saya masih menemukan banyak typo, kata yang hilang, kurang huruf, kurang spasi atau yang lainnya. Semoga cetakan selanjutnya dapat disempurnakan.

Novel ini bagus, banyak nilai pendidikan dan moral di dalamnya. Tapi nggak tau ya, mungkin karena ekspektasi saya terlalu tinggi sama novel ini, kok saya ngerasa ini novel bagus sih bagus ya tapi nggak se spektakuler yang saya bayangkan gitu. Humor intelek khas Bang Fuadi juga nggak begitu banyak kelihatan disini. Saya baru benar-benar 'melek' membacanya di halaman 158 ketika Hepi dibully oleh kawan-kawan Lennon. Sebelumnya saya agak mengantuk membacanya karena cerita hanya berputar pada aktifitas Hepi di kampung. Ah maafkan penggemarmu yang sotoy dan tak berguna ini ya bang.

Tapi tetep lah novel ini bagus dan sangat recommended untuk dibaca. Buat remaja jaman now sampai orang tua jaman old, buku ini sangat menginspirasi.

Selamat membaca.....





Comments

  1. Terimakasih kak, mampir juga ke blog ku ya kak. https://dewirima6.blogspot.com/2018/07/sinopsis-novel-anak-rantau-karya-ahmad.html

    ReplyDelete
  2. Sinopsis nya ada yg lebih pendek ga kak?

    ReplyDelete
  3. Sinopsis nya ada yg lebih pendek ga kak?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review : NYU Créme Hair Colour untuk Menutupi Uban

Review Mama Bear Teh Pelancar ASI