Review Blush On Lokal 30K : Fanbo Blush On - 02

Fanbo Blush On 02

Dulu saya bukan penggemar blush on, sebiji blush on pun nggak punya. Saya pikir pakai blush on setiap hari itu berlebihan banget, kayak biduan, kayak mau kondangan atau kayak apalah. Apalagi saya seorang guru yang tiap harinya ketemu anak-anak, jalan - jalan ke Mall atau kondangan pun nggak terlalu hobi ( ada gitu yang hobinya kondangan? Hahaha).

Tapi sekarang, berbalik 270 derajat (nggak nyampe 360 derajat sih). Sekarang saya suka banget pakai blush on sehari-hari. Dari mulai pergi ngajar sampai mau ke warung beli Indomie pun sering pake. Ternyata kalo pemakaiannya tepat dan nggak berlebihan, blush on bisa bikin wajah kelihatan seger merona membabi buta (apasih).

Blush on pertama yang saya punya adalah Pixy no 1 Innocent pink. Saya pakai sampai habis tapi nggak repurchase karena duh warnanya susah keluar mesti usrek berkali-kali biar kelihatan untuk dandan paling natural sekalipun.

Nah kali ini saya akan mereview blush on merek lokal juga yang harganya terjangkau banget tapi kualitasnya ckckck pokoknya. Maksudnya?

Ya pokoknya ckckck lah...

Yap, Fanbo blush on yang diproduksi oleh PT. Fabindo Sejahtera. Merek lokal yang sudah lama malang melintang ngalor ngidul ngetan ngulon di dunia kecantikan di Indonesia. Tapi nggak tau ya, kok di tempat saya di kota Serang blush on ini masih jarang. Nggak semua toko kosmetik tersedia. Saya berhasil menemukan, tapi sayang nggak lengkap. Saya pengen yang nomor 1 tapi adanya cuma nomor 2 yawes lah karena penasaran akhirnya saya beli aja.

Fanbo blush on ini packaging nya dari plastik kaca bening dengan stiker warna pink berhias bunga warna putih cantik deh. Warna blush on di dalamnya kelihatan dari luar. Kemasannya pas, travel friendly tapi sepertinya agak ringkih.

Fanbo Blush On 02


Saya inget waktu beli, kasirnya cowok. Si Mas itu dengan wajah tanpa dosa menjatuhkan blush on yang saya beli. Duh jantung saya udah mau copot takut hancur tapi dianya nyantai aja. Alhamdulillah masih utuh, tapi saya jadi mikir kenapa nggak dikasih dus supaya lebih aman? sayang cuma segel dari plastik aja.
Segel plastiknya

Iya sih, nantinya juga akan dibuang itu si wadahnya.

Tapi kan ketika berjajar dengan produk lain kelihatan 'telanjang' sendirian aja gitu!

Tapi ah peduli amat! yang penting isinya kan? Lagipula mengurangi pemakaian kertas berarti mengurangi penebangan pohon kan?

Ah sudahlah hentikan perdebatan macam apa ini!

Tidak ada nama untuk blush on ini hanya nomor 1 yang warnanya pink dan nomor 2 warna peach. Untungnya Fanbo baru mengeluarkan dua warna blush jadi nggak begitu masalah, tapi kalau ada 10 warna sih mungkin agak ketelimbeng juga ya mengingatnya.

Teksturnya powdery tapi masih bisa ditolerir. Kuas bawaannya sih jangan ngarep banyak deh. Warnanya peachnya cakep banget, cocok untuk dipakai sehari-hari bikin wajah kelihatan fresh. Cocok juga untuk bikin blush on ala demam panas dingin yang lagi tren itu.
warnanya cantique

aplikatornya? ah syudahlah

ingredients

swatch di tangan

blush on ini shimmery, kalo pakainya kebanyakan hati-hati muka kita mengkerelep kayak disko hahaha
Tapi bisa diakali kok. Caranya, sebelum kita usrek blush on ke muka, diketuk dulu pelan-pelan kuasnya agar shimmernya berjatuhan dan berkurang. Nah baru deh diaplikasikan ke wajah. Sekali swipe warnanya keluar nggak perlu capek bolak-balik. Gampang lagi diblend , walaupun pakenya buru-buru tetep rapih. pokoknya uh cintaaaaahhhh deh.


Dan yang bikin makin cintah lagi, harganya saya beli kemarin cuma 34.000 rupiah saja. Buat kita pemula yang pengen kelihatan ketjeh tapi males beli blush yang mahal, nah Fanbo blush on ini recommended banget deh pokoknya!

(+)
Harganya sangat terjangkau 30 ribuan aja.

Warnanya cakep-cakep

Pigmented tapi nggak lebay

Kecil jadi travel friendly

(-)
nggak dilengkapi dus, cuma segel plastik (nggak masalah sih).

Masih agak sulit didapat.

Brush nya kurang berfungsi.

Location: Banten, Indonesia

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sinopsis & Review Novel Anak Rantau A. Fuadi

Image
Ahmad Fuadi adalah salah satu penulis favorit saya. Ia terkenal lewat trilogi Negeri 5 Menara yang fenomenal itu. Dari ketiga novelnya, menurut saya novel Ranah 3 Warna dan Rantau 1 Muara yang benar-benar membuat saya terngiang dengan mantra-mantra dan kata-kata mutiara di dalamnya. Dua novel itu juga benar-benar bisa memainkan emosi saya. Sampai saya membacanya seperti orang gila, kadang tertawa, menangis, senyum-senyum sendiri dan ah pokoknya bikin nagih deh. Nah Kali ini saya akan me review novel teranyar dari Ahmad Fuadi yang berjudul Anak Rantau . Akankah novel ini sebagus pendahulunya dan juga menjadi fenomenal sampai diangkat ke layar lebar? Berikut akan saya tulis sinopsis dan review dari saya pribadi. Novel ini mengisahkan tentang seorang remaja laki-laki bernama Hepi (nama panjangnya Donwori Bihepi :D). Ayahnya bernama Martiaz dan ibunya bernama Nurbaiti yang meninggal dunia ketika Hepi baru saja dilahirkan. Jadi Hepi tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya. Ia tin
Read more

Review : NYU Créme Hair Colour untuk Menutupi Uban

Image
Rambut yang memutih atau biasa disebut uban identik dengan orang yang sudah tua. Uban umumnya muncul pada usia 40an. Tapi tunggu dulu Apakah kamu (merasa) masih muda? Tapi kok sudah ubanan?  Bukan cuma satu atau dua lagi tapi buanyak? Oke, nggak perlu sedih,  you're not alone. Karena saya juga mengalami hal yang sama hiks hiks. Saya mulai sadar kalo rambut udah mulai beruban itu sejak  SD (what!!). Yeah, anak SD yang umumnya masih disibukkan dengan kutu di rambutnya, tapi saya sudah berkawan dengan uban. Duh malu banget rasanya plus takut juga. Dulu saya pikir saya telah mengalami penuaan dini. Sering diledekin karena masih cilik kok wes akeh ubane . Banyak yang bilang mungkin saya ubanan karena terlalu stres dan kebanyakan mikir. Ya anak usia SD, mungkin memikirkan resesi dunia sampai tumbuh uban di rambutnya, huhuhu. Tapi ternyata nggak kok,  uban di usia muda juga bisa muncul kemungkinan karena faktor genetik. Waktu SMP, saya sampe nyari obat dari buku-b
Read more

Review Mama Bear Teh Pelancar ASI

Image
Mama Bear Teh Pelancar ASI Menyusui adalah fitrah seorang ibu. Menyusui itu katanya wajib dan karenanya harus dilakukan kecuali jika ada alasan syar'i. Sebagai seorang ibu, saya juga tentu ingin memberikan sepenuhnya hak anak saya yaitu ASI. Dulu saya pikir menyusui itu mudah, setiap wanita yang habis melahirkan, ya keluar ASInya, sesimple itu. Tapi ternyata kenyataan tidak semudah itu sis! Duh, rasanya saya iri banget deh lihat temen-temen yang bisa memberikan full ASI, tanpa susu formula. Bisa memompa ASI sampai berbotol-botol untuk cadangan. Seandainya saya juga bisa seperti mereka. Tapi okelah, semuanya sudah terjadi nggak usah disesali dan dibikin stress. Untuk anak pertama saya Naufa, saya telah gagal memberikan ASIX (ASI ekslusif). Tapi sebenarnya nggak gagal-gagal amat sih, lebih tepatnya setengah gagal. Karena sebenarnya ASI saya ada walaupun tidak mencukupi. Saya juga tetap bisa memberikan ASI untuk Naufa sampai sekarang usia anak saya sudah 14 bulan. Tapi memang
Read more